Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch
ANDA BUTUH SEPATU STANDAR TNI 150 RIBU/NEGO,BERBAGAI MACAM KAOS/TRAINING SUIT,BERMACAM TAS OUTDOOR MURAH KUAT Call me 0812-9441501/militerinfo@gmail.com
SELAMAT DATANG TEMAN TEMAN DI " INFO MILITER "SILAHKAN ISI BUKU TAMU ,TENG KYU

WELCOME 2 INFO MILITER

SELAMAT DATANG PARA BLOGER ATAWA YANG SEMPET MAMPIR ATO KESASAR,MAKASIH BANYAK ATAS NYA...JANGAN LUPA ISI BUKU TAMU FREN...THK

MENURUT ANDA,TNI (Tamtama & Bintara)SUDAH SEJAHTERA DARI PANDANGAN SEBUAH NEGARA ?

Selasa, 14 Desember 2010

PENEMBAK JITU & SNIPER

militerinfo


PENEMBAK JITU ?/ SNIPER ?
Penembak jitu adalah istilah yang dipakai pada bidang militer. Seorang penembak jitu terlatih untuk menembak secara tepat dan akurat dengan menggunakan senapan tipe tertentu. Beberapa doktrin militer memakai penembak jitu yang tergabung dalam infanteri tingkat regu.Penembak jitu modern sering disamakan dengan penembak runduk (sniper), padahal, keduanya sebenarnya berbeda.
Sejarah
Salah satu awal munculnya penembak jitu adalah dalam Revolusi Amerika. Kompi senapan Amerika, yang dipersenjatai Pennsylvania/Kentucky Long Rifle, menjadi prajurit dalam Tentara Kontinental. Karena keakuratan prajurit-prajurit ini, banyak perwira Inggris yang harus mencopot lambang perwira mereka, agar tidak dijadikan target.Pemakaian awal penembak jitu lainnya adalah pada Angkatan Darat Inggris di era Napoleon. Ketika itu, tentara lain lebih banyak menggunakan musket yang tidak akurat, tapi Green Jackets Inggris menggunakan senapan Baker yang terkenal. Dengan alur khusus didalam larasnya, senapan ini jauh lebih akurat, walau pengisiannya lebih lama. Para pemakai senapan ini termasuk tentara elit Inggris, dan menjadi garis depan yang diandalkan pada banyak pertempuran.Penembak jitu juga dipakai pada Perang Saudara Amerika. Penembak jitu ini digunakan oleh kedua pihak yuang berperang. Prajurit elit ini terlatih dan dipersenjatai dengan baik, dan juga ditempatkan di garis depan sebagai yang pertama melawan musuh.
Perbedaan penembak runduk dengan penembak jitu
Beberapa doktrin membedakan antara penembak runduk (sniper) dengan penembak jitu (marksman, sharpshooter, atau designated marksman). Sniper terlatih sebagai ahli stealth dan kamuflase, sedangkan penembak jitu tidak. Sniper merupakan bagian terpisah dari regu infanteri, yang juga berfungsi sebagai pengintai dan memberikan informasi lapangan yang sangat berharga, sniper juga memiliki efek psikologis terhadap musuh. Sedangkan penembak jitu tidak memakai kamuflase, dan perannya adalah untuk memperpanjang jarak jangkauan pada tingkat regu.Penembak jitu umumnya memiliki jangkauan sampai 800 meter, sedangkan sniper bisa sampai 1500 meter atau lebih. Ini dikarenakan sniper pada umumnya menggunakan senapan runduk bolt-action khusus, sedangkan penembak jitu menggunakan senapan semi-otomatis, yang biasanya berupa senapan tempur atau senapan serbu yang dimodifikasi dan ditambah teleskop.
Sniper telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi, pemakaian kamuflase, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Ini membuat sniper memiliki peran strategis yang tidak dimiliki penembak jitu. Penembak jitu dipasang pada tingkat regu, sedangkan sniper pada tingkat batalyon dan tingkat kompi.
Persenjataan
Karena penembak jitu modern tingkat regu (designated marksman) mengisi jeda antara infanteri biasa dengan penembak runduk, senapan penembak jitu juga dirancang sebagai penengah. Senapan penembak jitu harus memiliki jangkauan yang lebih jauh dari senapan serbu (sekitar 500 meter), tapi tidak perlu sampai jangkauan tingkat senapan runduk (lebih dari 1000 meter).
Karakteristik
Sifat-sifat yang sama dengan senapan runduk:
* Bidikan teleskopik
* Peluru yang lebih besar
Sifat-sifat yang sama dengan senapan serbu:
* Kemampuan menembak semi-otomatis
* Kapasitas magasine besar, 10 sampai 30 butir peluru
Adaptasi senapan tempur
Senapan tempur disini adalah senapan semi-otomatis dengan kaliber 7.62 x 51 mm seperti M14, FN FAL, dan HK G3, yang dulu dipensiunkan dan digantikan senapan dengan kaliber lebih kecil 5.56 x 45 mm NATO seperti senapan serbu M16. Senapan tempur ini lebih cocok dirubah menjadi senapan penembak jitu mutlak karena pelurunya yang lebih kuat.
Contoh:
* M21: diadaptasikan dari M14.
* U.S. Marine Corps Designated Marksman Rifle: diadaptasikan dari M14.
* G3SG/1: varian dari HK G3.
adaptasi senapan serbuMemodifikasi senapan serbu adalah pilihan yang paling mudah dan murah, karena senapan serbu hanya perlu ditambahkan alat bidik teleskop dan tetap menggunakan kaliber yang sama.
Solusi yang lebih efektif adalah mengganti kaliber peluru dengan kaliber lebih besar, dan mengganti laras khusus yang lebih berat.
Contoh senapan penembak jitu yang menggunakan kaliber original:
* US Army Squad Designated Marksman Rifle (SDM-R): adaptasi dari M16.
* U.S.M.C. Squad Advanced Marksman Rifle (SAM-R): adaptasi dari M16.
* M16A2E3: varian dari M16.
* US Navy Mark 12 Mod X Special Purpose Rifle: M16 yang dimodifikasi.
Contoh senapan penembak jitu yang menggunakan kaliber baru:
* Galil Galatz: varian 7.62 x 51 mm dari IMI Galil.
* SR-25: berdasarkan Stoner AR-1
By Dragon’s blog

MILITER DALAM SUPRASTRUKTUR IDEOLOGI

militerinfo

Militer Dalam Suprastruktur Ideologi
Willy Aditya
         Negara Kesatuan Republik Indonesia harga mati dan Pancasila sakti. Dua jargon tersebut mempresentasikan struktur dominan relasi ideologis dalam perjalanan kebangsaan Indonesia. Keampuhan jargon tersebut telah mematahkan sekian banyak rencana pemisahan daerah dari kesatuan republik, aksi-aksi massa dengan stempel subversif, sampai pertentangan politik yang membahayakan kekuasaan. Kaum strukturalis meletakkan militer dalam ranah yang disebut sebagai suprastruktur ideologi (bangunan atas struktur masyarakat). Pandang tersebut berangkat dari tinjauan determinisme ekonomi. Sementara basis struktur (infrastruktur: kekuatan produksi, alat produksi, dan hubungan produksi) merupakan fondasi bagi suprastruktur yang terdiri dari dua gugus, yaitu nilai dan pelembagaan dari nilai. Intelektual menjalankan fungsi hegemoni dengan mereproduksi nilai-nilai yang melanggengkan kekuasaan dengan segala mantra ilmu pengetahuan. Sementara militer secara institusional melanjutkan dalam dominasi kehidupan keseharian dan menjaga kekuasaan untuk tetap survive.
Pertanyaan mendasar yang selalu hadir, apakah determinisme ekonomi masih berlaku mutlak dalam realitas kekinian? Determinisme ekonomi dengan kasatmata dapat terpotret dalam gambaran Fredric Jameson tentang globalisasi sebagai "the becoming of cultural of economic and the becoming economic of cultural". Globalisasi atau neoliberalisme digambarkan sebagai paket ideologi yang bermuataan nilai-nilai politik, sosial, budaya, dan lain-lain. Globalisasi bukanlah makhluk dan organisme baru, melainkan komodifikasi dari ekspansi modal yang utuh, dalam termilogi lampau dimaknai sebagai neokolonialisme dan imperialisme.
          Joseph S Nye Jr juga memaparkan dua jenis kekuasaan dalam globalisasi diimpamakan seperti carrot and stick atau dalam bahasa politiknya hard power dan soft power. "Jika kau nakal dan membangkang, maka akan kugunakan tongkatku untuk memukulmu, tapi jika kau seorang kelinci yang manis dan penurut, maka kugunakan wortel untuk membuatmu tetap berada dalam lingkaran kekuasaanku!"
Begitulah pendekatan kelas dominan dan negara superpower dalam penyelesaian konflik dunia yang terjadi seperti Afghanistan, Irak, dan Darfur. Kelas dominan menegakkan hegemoninya melalui demokrasi dan pertumbuhan ekonomi. Sementara untuk mendaratkan hegemoni menjadi dominasi, kekuasaan melancarkan perang melalui instritusi militer sebagai wujud penguasaan teritori dan perebutan sumber daya alam.
Amy Goodman dalam Perang Demi Uang menggambarkan suprastruktur dalam negara liberal didominasi oleh OLIgarki. Sekelompok orang dari industri minyak yang mengambil alih kepemimpinan politik suatu negara. Lalu mereka membajak militer dan menduduki sebagian besar kawasan penghasil minyak dunia. Mereka memperkaya diri sebanyak-banyaknya dan memastikan keberlanjutan kendali atas minyak dunia. Demi bertahan hidup, biasanya anggota OLIgarki perlu mengakhiri kebebasan sipil, menggambarkan penambahan kekayaan sebagai tugas patriotik, dan mengandalkan kerja sama pers yang bersikap seperti budak.¹
Lebih lanjut Amy Goodman memberikan list para pemeran OLIgarki dalam kekuasaan Amerika Serikat sebagai berikut. George Bush, presiden (pengusaha minyak yang gagal); Dick Cheney, wakil presiden (mantan CEO Halliburton, perusahaan jasa minyak terbesar di dunia); Condoleezza Rice, penasihat keamanan nasional (mantan anggota direksi Chevron selama satu dasawarsa dan ada tanker minyak yang dinamai sesuai namanya); Spencer Abraham, menteri energi (mantan penerima sumbangan kampanye terbesar dari industri otomotif sebagai senator selama satu periode); Don Evans, menteri perdagangan (mantan CEO dan direktur Tom Brown Inc, perusahaan minyak dan gas senilai miliaran dolar); Gale Norton, menteri sumber daya (mantan pengacara untuk Delta Petrolium); dan Andrew Card, kepala staf (mantan kepala pelobi General Motors). Jika kelas dominan menempatkan militer sebagai alat penjaga sekaligus pemukul modal. Posisi ini jauh berbeda dari tradisi revolusioner yang merepresentasikan perlawanan dalam menggulingkan kelas dominan. Praktik ini dilakukan oleh Mao Tse Tung dalam revolusi Tiongkok yang secara tegas mengatakan "kekuasaan senjata harus tunduk di bawah komando partai!".
Dalam rangka revolusi, seseorang mutlak harus memobilisasi massa untuk melakukan perjuangan politik dalam segala bentuk, dengan demikian mendidik, membesarkan hati dan mengorganisir mereka; mengembangkan partai dan organisasi politik massa (untuk membangun 'tentara politis massa'. Hanya pada beberapa hal, saat kondisi bervariasi, seseorang harus membangun kekuatan bersenjata rakyat revolusioner dan memicu sebuah perjuangan bersenjata. Organisasi politis massa membentuk basis kekuatan tentara rakyat.²
          Kedua persektif liberal ataupun revolusioner bersepakat bahwa militer semata-mata hanya alat kekuasaan yang keberadaannya mutlak berada di bawah otoritas yang lebih tinggi, yaitu politik. Pandangan liberalisme meletakkan supremasi sipil di atas militer dalam kerangka pertahanan nasional di mana kedudukan institusi militer merupakan subordinasi dari otoritas pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis melalui kontestasi elektoral (civilian supremacy upon the military). Konsep supremasi sipil atas militer melekat dalam pengertian demokrasi di mana militer sebagai aktor yang memonopoli kekerasan secara formal dan legal.Lima puluh tahun lebih Indonesia merdeka sebagai pencapaian suatu negara dalam mengusir kolonialisme. Sepanjang kurun waktu itulah Indonesia sudah berulang kali berganti sistem kepolitikan dan pemerintahan. Sebagai suatu negara merdeka warisan kolonial Belanda, proyek bersama³ menjadi suatu bangsa selalu pasang-surut. Setelah terinterupsinya program Bung Karno melalui nation and chacter building sampai sekarang Indonesia sebagai nation belumlah klimaks. Sistem kepolitikan Indonesia pada masa setelah kemerdekaan begitu dinamis dan maju dalam pemisahan respulika (polis) dan resprivata (oicos) dalam tatanan bernegara.4 Indonesia sekarang dalam gugus pengetahuan dan ruang praktik kepolitikan sangat kerdil dan cendrung degradatif.
         Militer dalam sejarah kenegaraan Indonesia menjadi prominent hampir setiap agenda-agenda perubahaan politik. Posisi ini tak terlepas dari segi kesejarahan dalam militer Indonesia yang dipandang sebagai warrior (tentara penakluk). Dalam doktrin TNI kemudian dibahasakan sebagai tentara pejuang dan tentara rakyat yang manunggal bersama rakyat. Doktrin sistem pertahanan semesta (total war) dijadikan sebagai legitimasi militer untuk jauh menancapkan kuku tidak hanya dalam ranah politik, tetapi juga dalam sosial dan budaya masyarakat. Intervensi militer dalam politik lebih menonjolkan alasan kesejarahan perjuangan bangsa dan negara yang berpandangan militer di negara-negara dunia ketiga, khususnya Indonesia, berbeda dari negara-negara lain.
Setelah gerakan reformasi 1998 menggelora sebagai skema demokratisasi, keberadaan militer sebagai pendukung utama Orde Baru (ABRI, Birokrasi, dan Golkar) menjadi santer dibahas. Agenda yang sering didengung-dengungkan oleh gerakan prodemokrasi adalah "back to barrac!". Demokrasi dijalankan untuk menghilangkan keterlibatan secara langsung militer dalam panggung politik baik legislatif maupun eksekutif. Selanjutnya menggerus bisnis-bisnis yang dioperasionalkan institusi militer setelah kemerdekaan. Agenda-agenda yang disebut sebagai security sector reform berjalan di bawah negosiasi-negosiasi kepentingan antara kekuasaan lama dan kekuasaan baru. Di sisi lain kalangan civil society sebagai kekuatan presure masih belum efektif dan terdapat kebolongan-kebolongan secara epistemologi dan aksiologi tentang politik dan militer itu sendiri.
         Jauh sebelum demokrasi dipopulerkan di Yunani, politia atau politik sudah meletakkan role of engagement secara tegas tentang otoritas kekuasaan dalam masyarakat. 'Politik' berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai makna berkaitan dengan keteraturan, keindahan, dan kesopanan bagi warga kota. Aristoteles memaknai politik sebagai seni tertinggi untuk mewujudkan kebaikan bersama (common and highest good). Sementara negara ditempatkan sebagai lembaga yang kedudukannya berada di atas rakyatnya. Negara memegang peranan mutlak dalam menentukan apa yang baik dan seharusnya bagi rakyatnya. Aristoteles menempatkan kekuasaan yang besar pada negara merujuk pada individu akan menjadi liar dan tak terkendali bila negara tidak memiliki kekuasaan yang besar. Lebih lanjut Aritoteles menguraikan bahwa individu memiliki kecenderungan yang keras untuk bertindak atas dasar kepentingannya sendiri. Karena itu, agar keadaan masyarakat tidak menjadi kacau, harus ada lembaga yang kuat untuk mengarahkan individu-individu dalam masyarakat dalam penegakan moral.
Militer dalam konsep politik Yunani kuno ditempatkan dalam ranah oicos yang diasosiasikan sebagai suatu yang 'tidak mulia atau kotor' dan tidak memiliki otoritas apa pun. Sementara senat adalah ruang pertarungan gagasan dan otoritas yang menempati ranah polis. Tugas militer tak lain hanya berperang untuk kejayaan bangsa dan persoalan keputusan politik bukanlah urusan militer, melainkan sepenuhnya di tangan senat. Peran militer dalam politik sangat dipengaruhi oleh konflik kepentingan dan ketegangan kelas yang sedang bertarung memperebutkan kekuasaan.
       Militer yang prominence dalam sejarah nation state Indonesia dipandang sebagai suatu bentuk pretorianisme di mana intervensi politik tidak berdiri tanpa dominasi terhadap aset-aset ekonomi. Secara implisit terjadi pengakuan terhadap praktik pretorianisme selama masa pembangunan ekonomi berlangsung dan mengakhiri pertentangan ideologis sejak tahun 1965. Di awal kemunculan Orde Baru, kekuasaan militer tampil dalam ekspresi pretorian populis yang didukung oleh kelompok menengah, gerakan massa, dan aksi-aksi mahasiswa. Karakter pretorian populis segera berubah menjadi oligarkis setelah terjadi konsolidasi kekuasaan yang solid yang didukung penuh oleh perwira-perwira pro- pembangunanisme yang berkiblat ke Barat.5
Amos Perlmutter dalam The Military and Politics and Modern Times memformulasikan dua bentuk kontrol terhadap militer. Subjective Military Control diterapkan oleh negara-negara totalitarian dalam relasi kekuasaan politik (partai) terhadap institusi militer. Kontrol terhadap militer dibangun berdasarkan penempatan komisaris-komisaris politik partai untuk menjalankan civilazation of military. Sementara Objective Military Control hadir sebagai jawaban untuk menarik militer dari kepentingan politik yang populer dengan istilah militerization of military. Pandangan ini berawal dari revolusi industri di Eropa, di mana terjadi perebutan pengaruh terhadap militer oleh kalangan borjuasi terhadap kaum aristokrat (feodal) yang mendominasi alat-alat kekerasan.
         Revolution Military Affair (RMA) berkembang dengan pesat yang menggabungkan elemen ilmu kemiliteran dan kemajuan teknologi dengan seni manajemen yang efektif dan efesien. Sebelum konsep RMA yang mengusung profesionalisme militer, para tokoh filsafat seperti Plato dan Aristoteles sudah meletakkan fondasi militer dalam ranah sosial kemasyarakatan pada zamannya. Militer adalah kekhususan dalam hubungan antarmasyarakat karena secara institusional militer memiliki dominasi atas tindak kekerasaan serta dibebastugaskan dari fungsi sosial seperti kegiatan berproduksi. Bahwa militer harus profesional mengusasai ilmu kemiliterannya merupakan suatu keharusan dan secara aksiologis militer bukanlah pelaku utama kegiatan sosial, politik, apalagi ekonomi, merupakan keniscayaan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai harga mati dan Pancasila sakti yang dipandang sebagai tanggung jawab militer terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia secara politis-ideologis harus mengalami transformasi. Semangat kebangsaan haruslah berdialektika dengan zamannya, bukan lagi klaim dan dominasi sejarah sepihak. (E4)
Catatan kaki:
1. Baca Amy Goodman dalam Perang Demi Uang, 2005
2. Truong Chinh, Selected Writings, Foreign Languages Publishing House, Hanoi, 1977, p. 602
3. Nezar Patria, Nasionalisme Indonesia: Proyek Bersama yang Belum Selesai, 2007.
4. Baca, Robertus Robet dalam Revitalisasi Politik, 2007.
5. Samuel P Hantinton dalam Political Order in Changing Societies memandang intervensi militer dalam politik sebagai tanda terjadinya pembusukan politik itu sendiri. Hantinton berkompromi terhadap intervensi militer dalam periode transisi suatu masyarakat ke arah pelembagaan politik yang stabil.
©2010 VHRmedia.com

Kamis, 09 Desember 2010

Profesionalisme TNI

militerinfo
PROFESIONALISME TNI YANG PROFESIONAL ?

Kita sering mendengar slogan slogan tentang profesionalisme TNI,sejauh ini apakah sudah teraplikasi dengan baik ? ....jawaban ala militer Cuma ada 2, sudah dan belum.Tapi kali ini kang parta menggugat tentang profesionalisme yang melekat pada TNI.Sebenarnya TNI sudah profesional Cuma belum......( mulai bingung kang parta menulisnya ).Ok kita kembali ke laptop maaf mas tukul pinjem kata katanya tanpa prosedur.
Cerita satu.
Seorang komandan memerintahkan prajurit nya untuk membangun sebuah gapura di pintu kesatrian.Beaya pembuatan gapura tersebut kalo di rinci oleh “ Tukang yang Insinyur “ dan betul betul sekali lagi betul betul profesional menelan beaya Rp 1000,-.Komandan tahu untuk pembuatan gapura Rp 1000,- anehnya komandan memberikan beaya pembuatan gapura Rp 500,-.Dengan perjuangan bermacam cara tanpa di ketahui komandan,sang prajurit berpikir keras,tumbur sana sini untuk menyelesaikan proyek gapura. Sang prajurit yang merasa mendapat tantangan dari komandan mempunyai tekad yang luar biasa,saya harus bisa !,bagi prajurit ketika tuntas melaksanakan perintah komandan ada perasaan gengsi pribadi dan kepuasan tersendiri.Bagai 2 sisi mata uang antara yang memberikan perintah dan yang menerima perintah.Bagi prajurit ini pertaruhan nama baik di depan komandan dan harus bisa meski sejuta kendala,nilai nilai inilah yang saya jamin tidak di punyai oleh prajurit manapun kecuali prajurit TNI.Nilai nilai yang di miliki prajurit harus di imbangi dengan institusi TNI agar imbang dan tidak semata mengeksploitasi nilai nilai spirit prajurit TNI.Ketika komandan memeriksa gapura karya sang prajurit ,komandan tersenyum puas dan memuji....bagus...bagus kamu memang prajurit yang profesional.Siapakah yang profesional ? sang prajurit atau institusi nya ?.Arti sempit profesional di sini adalah anggaran Rp 1000,- jadi Rp 500.
Cerita dua.
Kita pernah mendengar dialog antara prajurit dengan komandan,misal pimpinan berkata “ Saya tidak mau tahu “ mobil saya harus jalan hari ini.Padahal prajurit yang menerima perintah bukan lah seorang mekanik/montir Bek Ang .Dengan berbagai cara sang prajurit lagi lagi berhasil memperbaiki mobil pimpinan,kalo tidak di kerjakan ada perasaan tidak mau di nilai tidak loyal sama pimpinan,kalo mengajukan keberatan tunggu beberapa hari ke depan keburu pimpinan marah dan situasi jadi tidak harmonis antara pimpinan dan bawahan.Pimpinan puas dan bangga atas kinerja si prajurit.
Pengalaman latihan bersama dengan USMC dari Recon battalion,tahun 1994 dengan sandi “ INDUSA RECONEX III/94 “ bertempat di Banyuwangi.Ketika sedang istirahat latihan,kang parta jadi Tayanrad/juru radio/caraka iseng dengan kopral berth......sambil menunjukan PRC kepada kopral Berth ....can you operate this radio ? berth dengan gamblang menjawab I’m profesional,this not my job.Apakah itu yang di maksud profesional ?Dia hanya menguasai bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Kang parta menyadur dari KBBI/Kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Nasioan bahwa arti dari :
pro•fe•si•o•nal /profésional a 1 bersangkutan dng profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; 3 mengharuskan adanya pembayaran untuk melangsungkan hidup jika melakukannya (lawan amatir): pertandingan tinju –
TNI sudah ada dalam koridor pengertian TNI profesional,tapi ke depan harapan nya tentunya sentuhan sentuhan aplikasi dari profesional lebih di tingkatkan di bidang kesejahteraan untuk menopang kelangsungan hidup sejahtera bagi insan TNI,Bravo TNI.

By Parta legawa

Selasa, 07 Desember 2010

INDONESIA - ISRAEL MESRA ???...

militerinfo
HUBUNGAN INDONESIA-ISRAEL ???....

Indonesia Mengunakan Senjata Israel - Mungkin dari kita ada yang belum mengetahui bahwa Indonesia yang kita tahu mendukung perjuangan bangsa Palestina dan belum mengakui Israel ternyata menggunakan senjata buatan Israel untuk digunakan oleh angkatan bersenjatanya (TNI / POLRI)
Meski tak mengakui Israel sebagai sebuah negara, Indonesia secara diam-diam selalu menikmati manisnya madu hubungan "gelap" tersebut. Tak kurang dari pesawat tempur pernah dibeli Indonesia dari negara Yahudi tersebut.
Kisah pembelian pesawat jenis A-4 Skyhawk ini diutarakan secara rinci oleh Marsekal Muda (purnawirawan) Djoko Poerwoko. Dalam otobiografinya berjudul Fit Via Vi, mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional yang juga rekan seangkatan Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, ini menguraikan secara rinci bagaimana putra-putri Indonesia berhasil membawa pulang 32 pesawat A-4 Skyhawk dari Israel. "Operasi pengadaan itu merupakan operasi clandestein terbesar yang pernah dilakukan TNI-AU,"
Sebenarnya Indonesia akan membeli dari produsennya, Amerika. namun Amerika menawarkan pesawat tempur bekas pakai dari Israel, yang pernah digunakan untuk membunuh penduduk Palestina.

Senapan IMI UZI

Indonesia pertama kali mendatangkan UZI sekitar dekade 1980an. Unit elit komando yang pertama kali menggunakan ketika itu adalah Den-81 Kopassandha (Kopassus TNI-AD). Selanjutnya, unit elit lain yang menggunakan adalah Tontaipur Kostrad (TNI-AD), diikuti pula dengan unit-unit elit lain seperti Denjaka (TNI-AL). Jenis (varian) UZI yang dipakai adalah jenis yang sudah dimodifikasi menjadi senapan serbu serbaguna

Senapan Serbu IMI Galil
Senapan Sniper IMI Galil Galatz

Satu lagi senjata yang dibeli TNI adalah sejenis Senapan Sniper bernama Galil-Galatz/99R hasil modifikasi dari senapan serbu Galil dengan tambahan teropong dan dudukan di depan magasinnya. Senjata dengan kaliber 7, 62 mm ini oleh IMI dipromosikan sebagai senjata andalan IDF dan termasuk senjata sniper multi target, bisa menembak personel maupun anti-material.
Benarkah Galil-Galatz/99R ini hebat? Ternyata tidak sepenuhnya benar. Menurut review dari Jane's Defense International yang melakukan perbandingan terhadap sejumlah senjata sejenis, disimpulkan bahwa Galil-Galatz/99R jempolan hanya di harga jual alias mahal harganya, sedangkan tingkat akurasi payah.


Meprolight M21I
Indonesia membelinya untuk membekali pasukannya dalam kontingen UNIFIL yang menjaga keamanan perbatasan Lebanon.Yang menjadi pertanyaan kita semua adalah mengapa harus membeli dari Israel? Kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. bukankah masih banyak negara lain yang memproduksi senjata, yang punya hubungan diplomatik dengan Indonesia. bukankah senjata buatan anak negeri juga ada bukankah UAV sudah bisa kita buat sendiri. Atau apa Indonesia tidak menghargai buatan anak negeri.

by.forumkami.com

Senin, 29 November 2010

SEKAPUR SIRIH

SALAM JUMPA KENAL
Adalah seorang saya yang tidak sangat cerdas juga tidak sangat bodo,wajar,normal lumrah pada umumnya.Aku ngeblog banyak motivasi nya belajar,iseng,coba-coba biar di tuduh agak ngikuti jaman yang serba berkembang,nggaya biar kaya orang-orang sekolahan.Tapi kata salah satu lembaga survey di Indonesia,menyatakan 80 % pengguna internet di Indonesia sebagai “ GAYA HIDUP “ dan belum optimal penggunaan internet untuk fungsi lain ( bukan kata saya ....) mungkin saya adalah salah satu dari kelompok itu.Motivasi laen sih...bnyak,Cuma kalo di posting yakin 100 % gak di baca orang,ini aja tahu ! ada yang baca ato gak.Pengen nya seh kaya om pencetus BLOG dari USA pada tahun 2001,yang sekarang dah di akuisisi ma google hebat,pencetus jejaring sosial yang se abrek dan yang kesohor FB, he...he... mimpi kali....... .Terlepas dari motivasi q yang amburadul sebenarnya seh aq pengen “ sesuatu “ dari berinternet,Cuma malu mo ngomong di sini.Mungkin tu ntar jadi nyata tergantung kita dan Tuhan.Harapan q lewat blog ini aq akan lebih dari sebelumnya,banyak belajar dari para netter dan bloger-bloger kelas wahid dan para pakar IT kaya kang Ono dosen pasca sarjana di HARVARD University yang ketika itu punya gagasan cerdas dengan meluncurkan RT/RW net di tolak oleh penguasa negara ketika itu.Aq punya seh temen-temen pakar dalam dunia teknologi informasi cuma gak se kaliber om Roy suryo yang sudah banyak ngebantuin POLRI pecahin soalan dari yang ecek ecek ampe kelas cyber crime.Aku kaya orang pinter aja ngomong nya....gak apa lah kalo gak pinter ya....minimal kaya orang pinter.Nama temen-temenku yang jadi pakar IT dah pada pulang kampung ngurusi wedhus nya beranak......lumayan wat tambah napas sesaat,kroni kroni q yang pakar ialah PAKARdi,PAKARyono ame PAKARjo....
Ok temen temen yang hebat lagi budiman aq nge BLOG di “ militerinfo “ barang kali para pengunjung yang tertarik mari “ KITA BERBAGI “.Aku tunggu saran,sumbangan atau posting apapun ke MILITER INFO,apa lagi sumbangan keras berupa wang tunai ato almari kayu jati,mobil pun ikhlas kami menerima nya.Aq juga bisa bantu2 kalo ada temen butuh2 barang militer....biasa jadi calo wat ngasep neh mulut.Tentang q I’m military if U need some think about military equipment please call me at 0812-9441501/021-78844442.
Terima kasih kawan atas mampir nya,sukses wat semua.salam !
KOMANDO !

Minggu, 21 November 2010

SELAMAT ULANG TAHUN KORPS MARINIR KE 65



http//militerinfo.blogspot.com

Sahara



militerinfo

MANUSIA TERBANG



militerinfo

SAYAP KONTAK


            Selama ini, manusia terus berkhayal agar “bisa terbang” di angkasa seperti burung. Khayalan ini mungkin segera akan bisa terwujud. Sebab kini, para ilmuwan Jerman telah menciptakan suatu “sayap kontak” yang ditambatkan dibadan, dengan menggunakan sayap buatan ini, maka pasukan khusus dapat terbang di angkasa, menyusup ke daerah musuh, dan mungkin dapat mencapai hasil pertempuran di luar dugaan.
Akurat, kedap suara dan tersembunyi.
Terbetik berita, bahwa sayap keras yang memiliki fungsi tersembunyi ini khusus dikembangkan oleh perusahaan ESG Jerman untuk pasukan khusus. Sayap yang diciptakan ini mirip dengan sepasang sayap pesawat selebar 6 kaki, dapat memungkinkan penerjun meluncur atau terbang dengan kecepatann maksimum 120 mil/jam, dan dapat mengangkut peralatan seberat 200 pon.

Produsen sayap buatan ini menyebutkan, bahwa sayap ESG memiliki kemampuan “100 % kedap suara”, “sangat sulit” dilacak oleh radar. Dan menurut penuturan ESG, bahwa pada pengembangan berikutnya sayap itu akan “dipasang suatu alat turbojet kecil”, dengan maksud lebih memperluas jangkauan geraknya.

Seorang pelopor terjun bebas asal Austria pernah mendemonstrasikan teknik yang menakjubkan ini. Dia terjun dari atas pesawat pada ketinggian 3000 mil di angkasa, dan 12 menit kemudian mendarat dengan selamat di dekat kota pelabuhan utara Perancis.
Ketika itu dia mengenakan setelan kinetik udara, memikul dan menambatkan sebuah sayap selebar 6 kaki, dia terbang melintasi laut dengan kecepatan 220 mil/jam, dan setiap maju 6 kaki di angkasa dia meluncur turun 1 kaki secara vertical. Saat berjarak di ketinggian 1000 kaki dari permukaan bumi, dia membuka parasutnya dan mendarat dengan selamat.

Pasukan khusus semakin kuat
Kini, para ilmuwan menyadari sayap kontak ini memiliki “potensi yang penting” dalam melaksanakan misi rahasia militer. Saat ini, pasukan khusus seperti angkatan udara kerajaan Inggris (SAS) masih mengandalkan berbagai macam teknik terjun payung, yaitu saat mendarat di posisi belakang musuh mungkin harus menerjunkan pasukannya melalui helikopter.

Dengan penggunaan sayap buatan ini, pasukan khusus yang memakai “sayap kontak” model ikat ini bisa diterjunkan ke daerah belakang musuh dengan lebih mudah. Sayap tunggal yang berserat karbon ringan ini dapat menerjunkan pasukan khusus dari ketinggian, meluncur dengan kecepatan 120 mil/jam, dapat mendarat dengan aman dalam keadaan nyaris tidak akan diketahui musuh.
Dengan bantuan persediaan oksigen, alat stabilisasi dan navigasi, pasukan khusus yang memakai sayap tetap ini dapat terjun ke daerah yang agak jauh dari garis musuh atau terjun dari atas sebuah pesawat angkut dari atas. Lagipula, pesawat bisa terbang mengikuti jalur penerbangan niaga, bisa terhindar dari pengamatan atau dicurigai musuh. Karena pesawat dapat terbang di luar jarak target musuh, sehingga dengan demikian, pasukan-pasukan khusus yang memakai “sayap kontak” yang didrop atau diterjunkan ini sangat aman.

(Sumber: Tom Tek)

PESAWAT INTAI INDONESIA

militerinfo

PESAWAT INTAI BUATAN ANAK NEGERI

Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menggelar pameran teknologi militer "Indonesian Military Teknologi" (IMTE) buatan anak negeri, di Surabaya, Rabu.
Ketua pelaksana IMTE Bandung Arry Sanjoyo,M.IKomp,mengatakan, pameran teknologi militer yang pertama kali diadakan di Indonesia ini bertujuan untuk bisa mendidik siswa lebih peka terhadap tantangan masalah yang dihadapi Tentara Nasional Indonesia (TNI), terutama dalam persenjataan.
Ia menambahkan bahwa saat ini sudah ada "lampu hijau" dari Departemen Pertahanan (Dephan) untuk menjembatani hasil riset militer dari mahasiswa.
Sementara itu, dari puluhan teknologi yang dipamerkan, pesawat pengintai mini bernama "Quad Rotor" hasil karya Balitbang Dephan, paling diminati penonton.
Pesawat buatan Dian Hakim tersebut, mampu mengintai musuh tanpa terdeteksi dari ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
"Selain tidak terdekteksi, pesawat ini juga bisa diaplikasikan disemua medan. Jadi jika kita ingin mengintai musuh di laut, kita bisa mengetahui lokasi musuh dengan cara menerbangkan `Quad Rotor` ini," katanya menjelaskan.
Gambaran lokasi musuh tersebut dilihat melalui sebuah alat sensor yang ada di dalam pesawat.
Disamping Quad Rotor, teknik pengendaali misil yang dibuat oleh Subchan,Ph.D, dosen FMIPA ITS, juga tidak kalah menariknya.
Pengendali misil yang dibuatnya mampu melakukan penyerangan target diam tanpa terdeteksi oleh radar.
"Pengendali ini bisa juga digunakan untuk menakuti kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Indonesia," tuturnya.
BY ANTARANEWS.COM

PERBANDINGAN PERSENJATAAN

militerinfo


Perbandingan Persenjataan

- Alutsista jenis tank, Indonesia hanya memiliki 350 unit kalah dari Singapura 450 unit meski luas wilayah Indonesia hampir 3.000 kali lebih besar dari Singapura.

Di Asia Tenggara, jumlah tank yang dimiliki TNI AD hanya berada di posisi keempat setelah Vietnam 1.935 unit, Thailand 848 unit, Singapura 450 unit, dan Indonesia 350 unit.

Untuk Malaysia tidak disebutkan jumlah kepemilikan tank- nya namun yang jelas di bawah Indonesia. Untuk kemampuan dukung tank terhadap personel AD-nya, Singapura masih teratas sedangkan Indonesia di posisi keenam.

- Untuk kekuataan artileri yang dimiliki TNI AD jauh lebih banyak dari Singapura dengan jumlah mencapai 1.060 unit artileri yang digolongkan menjadi dua kategori jenis T dan Mortir. Keunggulan artileri Singapura adalah karena terdiri dari berbagai ragam artileri.

Di Asia Pasifik, dengan jumlah artileri sebanyak itu Indonesia hanya di posisi ke-13. Di negara Asia Tenggara, Indonesia di urutan ketiga setelah Vietnam (3.040 artileri) dan Thailand 2.473 artileri.

Dengan demikian kemampuan dan jumlah artileri yang dimiliki Malaysia berada di bawah ketiga negara ini.

- Di Asia Tenggara hanya ada tiga negara yang memiliki kapal selam yaitu Indonesia (2 unit SSK), Singapura (3 unit SSK), dan Vietnam (2 unit SSI). Malaysia tidak disebutkan memiliki kapal selam.

SSK adalah kapal yang dimiliki Indonesia dan Singapura yang dapat dikategorikan tactical submarine berjenis SSK (patrol submarine) dilengkapi anti submarine warfare (ASW). Sementara SSI adalah kapal selam tenaga diesel.

- Untuk kapal perang jenis PSC, di Asia Tenggara Indonesia teratas dengan jumlah PSC 29 unit disusul Thailand, Vietnam dengan 11 PSC, Malaysia 11 unit PSC, dan Singapura 6 unit PSC.

Namun untuk kapal perang jenis PCC, Malaysia berad di peringkat atas dengan 185 unit disusul Thailand 110 unit sementara Indonesia hanya 23 unit yang terdiri dari 11 buah bertipe kapal patroli biasa dilengkapi senjata kaliber 20 mm, 4 unit lainnya diklasifikasikan dalam kapal patroli cepat dilengkapi SSM, 4 unit kapal patroli dilengkapi torpedo anti-submarine, dan sisanya 4 unit kapal patroli biasa.

- Secara umum untuk total pesawat tempur TNI-AU berjumlah 247 unit, RSAF (Angkatan Udara) Singapura 153 unit. Meski lebih banyak namun 53 persen pesawat tempur TNI-AU itu dikategorikan fighter dibandingkan milik Singapura. Di Asia Tenggara, Indonesia terbanyak dimana posisi kedua Vietnam 204 unit pesawat fighter dan Thailand (posisi keempat) 87 unit pesawat.

Malaysia tidak disebutkan namun yang jelas di bawah dari keempat negara yang disebutkan di atas. Jenis pesawat fighter TNI-AU terdiri atas F-5, F-16, Sukhoi, Su-30, dan 2 unit Su-27, F-5, dan berbagai jenis lainnya.

- Untuk helikopter
yang dimiliki TNI-AU hanya 38 unit terdiri atas dua jenis Assault dan Transport (tipe NAS-332L Super Puma serta NAS-330 Puma). Di Asia Tenggara, jumlah terbanyak helikopter dimiliki Singapura 110 unit, lalu AU Filipina 80 unit. Indonesia berada di peringkat ketujuh dari 10 negara Asia Tenggara. Malaysia tidak disebutkan apakah dibawah Indonesia atau diatasnya. (aco)

Penulis: hasanuddin_aco
Editor: widodo
www.tribunnews.com